Sekitar
lima sampai enam bulan, Diasta tak menyentuh panggung theater. Sekian
lama, tidak ada memba call nama Diasta. Yah, walaupun sejak sebelumnya
memang tak terlalu banyak.
Bagi yang diasta oshi, pasti sangat
ingat rasanya di bulan-bulan itu. Menyaksikan ‘Renai Kinshi Jourei’ dan
berspekulasi sendiri, “Diasta nanti gimana ya?”
Beberapa bahkan berharap bisa meneriakan nama Diasta keras-keras :P
Yang tetap ada, adalah fans. Menunggu. Dan seperti menjawab panggilan kosong itu, Diasta terdengar akan kembali perform.
And she did.
And it was beautiful.
And now, I will tell you, se-pragmatis yang gue bisa, kenapa indah.
Mohon pengertiannya :)
Kita mulai dengan spekulasi. Kenapa? Karena sebelum Diasta kembali
perform, menyentuh setlist A5 (RENAI KINSHI JOUREI) pertama kali, hanya
spekulasi yang kita punya. Dan menurut dugaan kebanyakan fans, unit song
Diasta akan menjadi ‘Heart Gatta Virus’, dengan blocking yang tak
terlalu depan saat group song. Seperti Diasta biasa ditempatkan.
Blocking yang bukan utama.
Kita ngga pernah bisa lebih salah lagi.
Ketika solo opening lagu pertama ‘Nagai Hikari’ selesai, dan musik
perlahan menebal juga tempo makin cepat, Diasta Priswarini keluar. Dan
berdiri di sisi kanan panggung, kiri dari arah mata penonton.
Diasta Priswarini mendapat blockingan milik Shinoda Mariko. Blocking yang sama, dipegang oleh Shania Junianatha.
Setelah satu tahun lebih menjadi member, Diasta yang selalu dibelakang,
dapat posisi utama setlist A5. Cukup satu tahun kita menunggu.
Mulai dari sini, mari membahas performa. :D
‘Nagai Hikari’, Diasta terlihat sangat-sangat, diulang, SANGAT,
bahagia. Tetapi apapun bahagia itu tertutup langsung oleh grogi, malu,
dan kenyataan kalau untuk setelah sekian lama, diasta salah gerakan
kecil, dan harus melirik ke blocking member di dekatnya.
Cuma,
hal itu hanya terjadi selama beberapa detik sebelum menuju refrain
‘Nagai Hikari’. Karena setelahnya, Diasta terlihat tidak seperti member
yang baru berlatih 3 minggu dibanding member lain, yang sudah
berbulan-bulan membawakan setlist (RENAI KINSHI JOUREI).
Semua
berubah saat ‘Squall No Aida Ni’ dan seterusnya. Seperti lepas dari
kaget setelah sekian lama tidak di panggung, Diasta terlihat lebih
nyaman. Pada bagian awal ‘Squall no Aida ni’ memang masih melirik ke
berbagai tempat, berusaha memastikan gerakan. Pada satu kesempatan,
Diasta nyaris menabrak member lain disebelahnya.
Nyaris.
Semua kesalahan tak terlihat karena cepat. You have to be seated di row
depan dan total hanya melihat Diasta, untuk sadar. Iya, kayak gue. :P
Sebentar, itu mengingatkan akan kemampuan yang dulu hanya dimiliki
Diasta: Dia adalah salah satu member di teater Nyi Ageng Serang yang
dengan cepat bisa menutup kesalahan kecil diri sendiri, hingga nyaris
tak ketahuan.
Masuk ‘JK Nemurihime’, ada wardrobe error.
Kancing rompi Diasta lepas, membuat rompinya tak terkancing. Bayangkan
memakai kaus dan kemeja yang terbuka. Iya, yang seharusnya error malah
jadi membuat kostum Diasta terlihat lebih keren.
Tetapi masuk reffrain ‘JK Nemurihime’ dan terus sampai MC, maafin gue yang ngga punya kata lain, Diasta nyaris sempurna.
Ini kenapa: setlist (RENAI KINSHI JOUREI) milik Team A seharusnya
dibawakan dengan keanggunan yang tak bisa patah. Sangat anggun malah,
jika salah, bisa terlihat membosankan.
Team J bukanlah Team A, memang, dan kebanyakan member sukses membawakan setlist ini dengan bertenaga dan riang.
Diasta Priswarini, meskipun begitu, datang dengan… kelembutan. Dari
putaran tubuh, cara dia memindah pijak saat posisi berubah, sampai
detail kecil seperti lentikan jari dan cara memegang mic: Diasta terus
menerus terlihat lembut. Seperti kaca yang mudah pecah, ia memperlakukan
tiap gerakan dengan khidmat. Lembut yang datang dari detail sempurna di
tiap gerakan, dan tenaga yang ditahan. Setipe dengan cara Jessica
Veranda membawakan setlist ini.
Masuk MC, tema ‘hal yang
membuat tertawa di backstage, oleh member lain’. Di sini, Diasta
terlihat sangat keasikan sendiri, memperhatikan fans dan teman-temannya
sambil terus nyengir. Iya, gue makin meleleh.
Pada MC Ghaida,
ia bercerita bagaimana Diasta lucu karena tidak pernah dipijat. Dan jadi
pijat-pijat geli oleh Ghaida untuk Diasta. Fanservice total dari
pasangan GhaiNyash saat Ghaida niruin suara Nyash :))
Jawaban
Diasta sendiri: “Kejadian lucu menurut aku pas liat Ayana. Pokoknya kalo
liat Ayana pasti ketawa. Ayana kan agak lemot ya, jadi kalo review atau
ngobrol, dia suka diem baru nanya ‘tadi apaan maksudnya’ itu lucu”.
Iya Nyash. Kamu lucu. Eh.
Lalu sesuai blocking Shinoda Mariko, setelah satu tahun lebih tidak
pernah menjadi center lagu apapun, Diasta menjadi center lagu unit
‘Manatsu No Christmas Rose’. The star of the song, dan dinyanyikan live.
Diasta membawakan blocking Mariko dan lagu dengan sangat
aman. Bagus, baik, tetapi aman. Kelebihan terbesar Diasta di lagu ini
adalah kenyataan kalau karakter anggun sesuai dengan ‘Manatsu No
Christmas Rose’. Jauh lebih cocok untuk Diasta dibanding ‘Kagami no Naka
no Jean D arc’ dan ‘Tenshi no Shiipo’.
Yang paling
menggembirakan bagi Diasta oshi adalah momen saat lagu ‘109’, dimana
Diasta harus bernyanyi sendiri pada satu bagian. Akhirnya, sangat
terdengar warna suara Diasta yang khas saat bernyanyi: Sama sekali tidak
cempreng dan kecil, alih-alih tebal dan kuat sambil tetap halus.
Seperti wanita langsing dengan gaun megah. Sangat keren, dibanding imut.
Jujur, momen lagu ‘109’ ini adalah yang terbaik dan terburuk Diasta.
Terbaik, karena banyak yang bisa Diasta tunjukkan, dan kita lihat. Total
performa. Tetapi, Diasta jelas masih baru dalam posisi depan dan sudah
vakum setelah sekian lama. Dengan acting terbaik, pendalaman lirik lewat
mimik wajah, dan eyecontact terjaga, Diasta sangat sukses. Tetapi mudah
buat Diasta oshi untuk sadar, Ia terlihat sangat grogi dan rapuh.
Lalu ‘Ano Koro No Sneakers’ selesai, dan lampu padam. Dengan cepat ada
permintaan ijin untuk encore memanggil nama Diasta, dan syukurnya,
penonton mau. Ini adalah kali kedua nama Diasta dipakai saat encore,
setelah ulang tahun dia. Kalau ngga salah hitung, satu-satunya yang
sudah di-encore sampai dua kali selain Sonya Pandarmawan.
‘JKT
Sanjou!’ dimulai, dan jauh dari dugaan, Diasta datang dengan lebih
sempurna. Tak ada lagi sisa grogi atau rapuh. Diasta tetap paling anggun
dan halus, seperti menahan semua tenaga agar gerakannya tidak terlihat
kasar. Tetapi jelas terasa niat dibalik tarian dan posisi berdiri,
imbang dengan aura tebal lagu ‘JKT Sanjou’ sendiri. Satu-satunya blunder
adalah saat ia tak tahan, dan mulai tersenyum bahagia melihat penonton
yang ramai. Sesaat, ia seperti lupa bahwa ‘JKT Sanjou’ harus dibawakan
dengan muka kuat. Ia tersenyum sangat bahagia.
Saat ‘Namida No
Shinkokyu’, Diasta kembali dengan acting sesuai lirik. Senyum itu
hilang, dan wajah anggun nyaris putus asa ia perlihatkan. Setelah sekian
lama, hanya ada kata ‘seksi’ untuk penampilan itu.
Seperti
memastikan persetujuan teman-temannya, Diasta melirik ke belakang
sebentar sehabis ‘Namida No Shinkokyu’ dan dijawab dengan anggukan oleh
beberapa member. Ia kemudian maju, dan berterima-kasih atas encore.
Gerakan halus untuk berkata, ‘Aku dengar encore kalian’. Diasta
tersenyum sangat lebar dan manis.
Teater ditutup dengan ‘Oogoe Diamond’ seperti biasa. Khusus lagu ini, Diasta seperti terbiasa dan tak ada cela sedikitpun.
Jadi kesimpulannya?
Sederhana: Diasta sudah seharusnya membawakan setlist dan lagu-lagu Team A. Yang anggun, halus, dan berkelas.
Tetapi kenyataan paling bisa kita akui adalah: Diasta priswarini memang
sangat pantas menjadi member team J, JKT48. Setelah vakum 5-6 bulan,
dan dengan sedikit kesempatan berlatih, Diasta membawakan penampilan
rapih yang tak terlihat seperti baru saja kembali, dari vakum. Kamu
harus duduk di row depan, dan non-stop mengikuti setiap gerakan Diasta
untuk sadar ada yang salah.
Tetapi yang paling penting adalah,
Diasta kembali dengan halus. Tak ada satupun yang sebal, malahan sangat
hangat melihat member JKT48 Team J yang paling lama menghilang.
Ia kembali dengan niat tinggi, kehangatan yang membuat semua orang nyaman, dan lebih dari apapun: Kebahagiaan.
Satu hal yang Diasta punya dari teater pertama sampai sekarang: Kenyataan bahwa ia sangat menghargai panggung teater.
Ia bahagia. Sangat bahagia. Semua bisa melihatnya.